Jumat, 18 Juni 2010

Sang Penghibur

Setiap perkataan yang menjatuhkan
Tak lagi ku dengar dengan sungguh
Juga tutur kata yang mencela
Tak lagi ku cerna dalam jiwa

Aku bukanlah seorang yang mengerti
Tentang kelihaian membaca hati
Ku hanya pemimpi kecil yang berangan
Tuk merubah nasibnya…

Oh… bukankah ku pernah melihat bintang
Senyum menghiasi sang malam
Yang berkilau bagai permata
Menghibur yang lelah jiwanya
Yang sedih hatinya
Yang lelah jiwanya
Yang sedih hatinya

Ku gerakkan langkah kaki
Di mana tempat akan bertumbuh
Ku layangkan jauh mata memadang
Tuk melanjutkan mimpi yang terutuh
Masih ku coba mengejar rinduku
Meski peluh membasahi tangan
Lalah penat tak menghalangiku
Menemukan bahagia

O… O…
Bukankah ku pernah melihat bintang
Senyum menghiasi sang malam
Yang berkilau bagai permata
Menghibur yang lelah jiwanya
Yang sedih hatinya
Yang lelah jiwanya
Yang sedih hatinya
Yang lelah jiwanya

Oo..
Bukankah ku bisa melihat bintang
Senyum menghiasi sang malam
Yang berkilau bagai permata
Menghibur yang lelah jiwanya

Bukankah hidup ada penghentian
Tak harus kencang terus berlari
Ku helakan nafas panjang
Tuk siap berlari kembali…
Berlari kembali..
Melangkahkan kaki
Menuju cahaya

Bagai bintang yang bersinar
Menghibur yang lelah jiwanya
Bagai bintang yang berpijar
Menghibur yang sedih hatinya

Sang Penghibur - Padi

Tidak ada komentar:

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...