Selasa, 23 Agustus 2011

Garis, Skenario, dan Kamu

"Jika garis ini tak membawaku semakin dekat ke lingkaran hidupmu. Biarkan semua skenarioNya yang akan menuntun langkah kita. Entah dalam pusaran yang membuat kita semakin jauh. Atau teori magnetik yang membuat takdir kita semakin mendekat. Tapi aku masih percaya bahwa teori diam itu lebih bermakna dari teori gombal di muka bumi manapun. Di tempat ini aku mencari ragaku, juga mencari pencerah akan jalanku, jalanmu, atau mungkin jalan kita. Sampai kau mengerti bahwa diamku bukan keacuhanku. Tapi ejawantah dari semua ilmu, untukku bisa memandang senyum dari juwita layaknya dirimu."

-masih di Jakarta saja, besok mudik Wonosobo-

Merapal Rindu

Aku ingin merapal rindu denganmu.. Menunggu kilatan hari sebelum bertemu.. Dan aku yakin, kau masih menunggu di depan tapal biru.. Dengan senyum layaknya juwita yang berkalang sendu..
 -di sudut Jakarta, aku masih normal, masih bisa berkalang rindu-

Selasa, 09 Agustus 2011

Perjalanan Masih Panjang

Tak terasa 12 hari sudah aku, Hilmy, dan Melyn mengurai Sumatra.. Dari ujung Lampung hingga KM 0 Indonesia di Pulau Weh tadi pagi. Banyak kisah yang ingin kutulis kawan. Tapi akan kupendam sampai titik ini berakhir di kampung. Banyak cerita berpedar di kepalaku, tapi badan ini masih letih. Perjalanan masih panjang dan aku akan selalu menikmatinya. Semua akan kutuliskan dan aku berharap lensa kamera ini akan mewakili perjalanan kami juga.

-di warung kopi dekat terminal Banda Aceh, menunggu bis sambil mencoba wifi. semangat bertambah usai membaca indahnyahidupku.. makasih de- -ingin sms Melyn : "...banyak cerita yang mestinya kau saksikan di tanah kering bebatuan.."-

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...