Jumat, 19 Februari 2010

Simalakama

Hujan turun siang ini..
Ketika aku masih tertegun disini
Memandang foto syahdumu
Yang telah keluar dari dompetku..


dan inilah simalakama terbesar dalam kisah nyanyianku..

Rabu, 17 Februari 2010

Mengenang Gus Dur dari Puisi Inayah


Bapak, boleh aku minta tolong diajari
bantu aku memahami
Karena bapak kan katanya
Presiden paling pandai seantero negeri
intelektualitasnya sudah diakui
mbok ya, anakmu ini diajari
memahami semua ironi ini
Pak, kenapa mereka dulu selalu menghina
mengatakan, presiden kok buta
Padahal sebenarnya, bapaklah yang mengajari kita
untuk melihat manusia seutuhnya
tanpa embel2 jabatan atau harta
suku atau agama
tak peduli bagaimana rupanya
Pak, mengapa dulu mereka melecehkan
mengatakan presiden kok tidak bisa jalan sendirian
———
Rakyat Indonesia menuju demokrasi dan keadilan yang sesungguhnya
Pak bisa tolong jelaskan
kenapa orang-orang yang dulu bapak besarkan
malah justru menjatuhkan
menggigit tangan orang yang memberi makan
apa mereka telah lupa akan apa yang bapak ajarkan
bahwa hidup adalah pengabdian
yang tak boleh meminta harta atau jabatan
Pak, tolong beri kami jawaban
lewat mimpi atau pertanda
lewat simbol juga akan kudengar
Pak, tolong pak
tolong aku diajari

# Inayah Wulandari

Detailnya bisa dilihat di sini :
http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/02/12/4655/206/Gitu-Aja-Kok-Repot-In-Memoriam-Gus-Dur-1940-2009

Lindungimu

Janganlah engkau terus bersedih
Seakan tiada lagi hari esok
Kuingin melihat dirimu seperti dulu lagi
Canda tawa di hidupmu
Jangan, janganlah pernah takut
Bahwa kau nanti
Akan sendiri
Jangan, jangan kau ragukan aku
Cintaku ini tuk selamanya

Aku kan disini selalu bersamamu
Walau segala halangan datang menghampirimu
Aku melindungimu
Semuanya akan kembali
Baik seperti yang pernah kau impikan
Tetaplah menjadi dirimu
Seperti dulu lagi
Canda tawa dihidupmu

Apapun cobaan dan rintangan
Akan kita lewati mudah
Jika kamu bersama aku

Semuanya akan kembali lagi...
Baik seperti pernah kau impikan
Tetaplah menjadi dirimu...
Seperti dulu lagi...
Canda... Tawa di hidupmu...

Selasa, 16 Februari 2010

Karena aku masih punya hati

Senja mulai mengalun perlahan
Dari balik jendela kantorku
Dibawah rerimbunan hutan besi
Nan angkuh penuh pesona

Dibalik meja retoris berdinding biru
Yang delapan belas bulan lalu mulai kududuki

Ah, kenapa selama ini ku hanya terpaku
Dengan retorika, konflik, dan cinta
Yang menyesatkanku,
dan terus memakuku untuk tak beranjak
dari tempatku mengabdi ini..

Mengabdi?
Ah, itu hanya kata-kata
Tak lebih dari pembesar hati

Saat ini semakin kuyakini
Kuharus beranjak, dari kursi ini
Kuharus bangkit, dari meja ini
Kuharus ikhlas, meninggalkan ini
Meninggalkan kenyamanan ini

Karena kuyakin,
di luar sana,
di temaram keramaian,
di kerasnya jalanan,
di dasar ketidakpastian

Aku masih punya mimpi,
dan mimpiku tak boleh terpatri

Aku akan pergi dari sini,
untuk aku,
dan fatamorgana ini

karena aku masih punya hati



Semarang 160210 17:49

Selasa, 09 Februari 2010

Seront récompensés par Dieu

Saya melihat seorang kakek tua berjalan gontai. Menggenggam puluhan balon. Keliling gang demi gang, kampung ke kampung. Berharap ada anak kecil melihat balon warna-warninya, kemudian merengek ke Ibunya trus membeli balon-balon itu. Langkahnya masih gontai setiap kutemui, mungkin karena usia beliau. Senyumnya masih simpul tapi penuh keikhlasan.

Waktu menunjuk sekitaran waktu dhuha ketika balonnya tak kunjung berkurang. Terik matahari mulai menyembul. Keringat panas sudah mulai membasahi kening beliau yang tak muda lagi. Ah, apakah hari ini masih bernasib seperti kemarin ketika balonnya juga tak banyak yang terjual. Teka-teki mulai menyelami pikiran beliau. Kemudian beliau duduk istirahat di pos ronda ujung jalan. Saya mencoba mendekat ke tempatnya beristirahat.

" Sedang istirahat kek? "
" Iya nak, sekarang sudah gampang capek, padahal balon juga baru laku 3 " jawab beliau
" Memangnya tiap hari jualan balon terus kek ? " tanyaku
" Iya nak, kalau ndak jualan dapur ya nggak ngebul, nanti nenek dirumah mau makan apa " jawabnya sambil tersenyum
" Emang anak-anak kakek ke mana kek? "
" Anak-anak saya sudah bekerja semua, sudah berkeluarga. Tinggalnya di luar kota sama keluarga mereka "
" Kenapa ndak ikut sama mereka aja kek? kan ndak perlu lagi susah payah jualan balon seperti ini " tanyaku logis
" Iya, bisa juga seperti itu, tapi kan nggak enak hidup tergantung sama orang lain kan. Meskipun itu ikut sama anak sendiri. Meskipun kerja jualan balon berat, sehari jalan berkilo-kilo belum tentu laku. Tapi kakek ikhlas nak. Toh dari muda kakek sudah jualan balon ini, lha wong lulus SR ( setingkat SD jaman dulu ) aja enggak. Anggap saja mengisi waktu tua, kalau kita ikhlas dan tetap mau berusaha, insyaAllah keikhlasan ini jadi ibadah di mata Tuhan "

Subhanallah, saya tertegun mendengar jawaban beliau. Sederhana sekali tapi begitu bermakna. Bagaimana suatu pekerjaan yang kesannya berat itu dijalani dengan penuh keikhlasan dan didasari untuk ibadah. Saya yang masih muda begitu malu mendengarnya. Mengingatkan saya bagaimana ketika saya selalu mengeluh setiap waktu. Padahal pekerjaan saya jauh lebih ringan dibanding kakek tadi.

#

Suatu pagi saya mengisi bahan bakar di SPBU. Tempat pengisian bahan bakar yang ramai, penuh antrian karena menjanjikan 'pasti pas' tak ada selisih meskipun 1 mililiter. Setelah mengular agak lama, sampai juga giliran saya. Senyum renyah di sunggingkan operatornya yang tampaknya masih muda. Sambil mengisi pada kendaraan saya, coba-coba saya iseng bertanya,

"Mbak, tiap hari kerja gini apa ndak bau bensin mbak?"
"Ya bau mas, kadang malah kebawa sampai rumah baunya, tapi ya gimana lagi lha wong ini kerjaannya"
"Kenapa ndak pakai masker? Kan malah lebih aman?"
"Kebijakan kantor mas, kan kita harus selalu senyum jadi ndak boleh pakai masker" jawabnya sambil tersenyum juga
"Kenapa nggak cari kerjaan lain yang lebih aman mbak dari segi kesehatan?"
"Ya disyukuri aja mas, cari kerjaan juga susah. Disini kita juga malah bisa terus belajar. Tentunya belajar dari banyak karakter orang yang beragam yang datang. Diambil sisi baiknya, dibuang yang jeleknya"

Astaga, saya kembali tertegun. Bagaimana dia melihat pekerjaan itu dari sudut pandang lain dimana dia bisa belajar dari beratnya resiko pekerjaannya. Ah, lagi-lagi saya malu dengan saya sendiri yang kadang merasa suntuk dengan pekerjaan tanpa melihat sudut pandang pekerjaan saya yang menyenangkan.

##

Semoga keikhlasan kakek dan operator SPBU tadi bisa memberi pembelajaran bagi kita untuk terus meyakini bahwa melakukan apapun penuh keikhlasan itu menyenangkan. Kerja penuh kesungguhan itu menentramkan. Tak selamanya harus mencari pujian orang lain, tak perlu selamanya mencari balasan orang. Karena kalau tak ada pujian dan balasanpun, ada yang Maha Mengetahui. Ada yang akan membalas keikhlasan dan kesungguhan kita dalam melakukan hal yang baik. Bukan hanya kebaikan untuk diri kita, tapi kebaikan untuk orang-orang sekitar kita.

Hukum sebab dan akibat pasti akan terjadi. Tuhan yang membalas. Seront récompensés par Dieu

Man shabara zhafina

"Man shabara zhafina. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipal, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup" -Ust. Salman @ Negeri 5 Menara-

Malam Minggu

“Malam minggu malam yang panjang, malam yang asik buat pacaran, pacar baru baru kenalan, kenal di jalan Jenderal Sudirman.. Singkat kata singkat cerita, aku dan dia jatuh cinta.. Cinta yang dalam sedalam laut, laut meluap cintapun hanyutt..”

Ah, itu mah lirik lagu tahun 90-an. Mungkin lagunya akan abadi setiap malam minggu yaa.. Apalagi buat orang-orang yang mengkhususkan sabtu malam itu “memadu kasih”.. ( cieee.. memadu kasih.. prikitiww ). Malam minggu katanya malam special setelah senin sampai jumat orang-orang berkutat dengan pekerjaan. Yang sudah berkeluarga bisa bercengkerama dengan keluarga dan anak-anak. Yang berpacaran bisa berkencan. Yang jomblo ya cukuplah melongo.. hihi

Tapi coba lihat sisi positif adanya “tradisi” malam minggu. Banyak pedagang “mremo” karena banyak orang makan di luar. Tukang parkir kebanjiran parkiran. Mas-mas operator odong-odong sampai “lempoh kakinya” saking banyaknya yang ngantri di simpang 5. Mal-mal & Supermarket kebanjiran pengunjung. Jalanan macet, apalagi jalan ke Bandungan. :) :) Artinya, malam minggu bukan hanya milik “dua sejoli” saja. Tapi sisi positifnya, malam minggu bisa jadi penggerak ekonomi yang lebih dibanding hari biasa.

Ah, lagi-lagi saya mengeluh dengan kata ah. Malam minggu bagi saya rasanya mah biasa-biasa saja. Kadang memimpikan malam minggu berdua bersama orang yang disayang. Duduk berdua di tepi danau, ditemani temaram lilin. Diiringi lagunya Selimut Hati Dewa 19, Tak Sebebas Merpati Kahitna, & tentu saja lagu wajibnya Anugerah Terindahnya Sheila on 7. So Sweeet kali yak..

Ah, sayang malam ini masih sama dengan malam-malam yang telah lalu. Berharap ada yang telpon atau sms tapi hape serasa membisu. Tak ada kabar dan tak ada berita, ah hati serasa hampa begitu kata Ungu.

*****
Cihuyy, setelah mati suri akhirnya hape-nya bunyi juga. Hmm.. berharap ada sms yang bisa di ajak berinteraksi biar ndak sepi malam ini. Saya pegang pelan-pelan hape, dielus-elus bentar, deg-degan mau buka sms-nya ( lebay mode ON .. :D ). Saya perhatikan dengan seksama siapa pengirimnya. Hmmm..

Pengirim : 252 !

Tak perlu di buka juga udah mudeng isinya apa. :(

*****
Ah, sudahlah mungkin malam minggu memang waktunya istirahat, nonton bola, lihat download-an film. Yup, mungkin kesibukan itu bisa menghapus sepi.
Kring.. Kring.. Kring.. wah hape-nya tiba-tiba bunyi ada panggilan masuk, mudah-mudahan ada telepon membawa kabar baik. Ehm.. Ehm.. Ehm.. 1..2..3.. test.. test.. ambil suara.. Pegang hp dengan seksama, lihat siapa yang nelpon, hmmmm..

Fault Tracking ! :(

Terdengar suara dari seberang :

“Selamat malam pak, ini ada alarm trouble, mohon di clear-kan gangguannya dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”

“OMG”

*****

Ah sudahlah, toh semua malam juga sama. Entah itu malam jumat atau malam minggu. Yang pasti matahari sudah tenggelam tadi sore, senja juga sudah lewat sedari tadi. Fajar esok mudah-mudahan akan memberi semangat lebih. Karena kemarin tak akan kembali. Yang ada bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari hari ini dan kemarin serta tetap berjuang dan focus untuk esok hari.

Bonek sudah tertunduk malu di Bandung di malam ini, pertandingan Persib-Persebaya yang sedari tadi saya simak sudah selesai. Pindah channel sana sini, geser saluran kanan kiri, goyang kanan goyang kiri. Ah, kutemukan TPI. 3 diva (baca : j*nd*) menyanyi dengan eloknya disana :

Cristina, Ikke Nurjanah, Cici Paramida !







*merindukan AF yang telah menyudahinya..

Baju Kotak

Pagi ini baju kotak tertegun..

Kumandang adzan subuh terlelap, dering beker terlewat, suara kokok ayam nyaris tak ada, karena baju kotak bertapa diantara puing pencakar dimana orang banyak menyebutnya kota. Tapi efek metabolisme selalu berjalan seiring kemalasan baju kotak. Jam 7 pagi membuka mata baju kotak, bersiap menjalani rutinitas yang menuntut jiwanya untuk jadi kotak.

Jauh di relung hatinya baju kotak sangat mencintai kehidupan yang kotak. Meski banyak orang bertutur kata kalau hidup itu bundar. Kadang laju gas menuntut kita untuk ada di bawah, tak lama kemudian gaya relativitas membawa kita menyusuri roda as untuk ada di tengah, bahkan memuncak di atas. Tapi kemudian dalam hitungan sepersekian detik kita akan ditarik lagi oleh gravitasi yang berkalaborasi dengan tarikan gas untuk kembali ke bawah.

Masihkan ada kesempatan untuk kembali ke atas? Hanya ada 2 kemungkinan, Iya dan Tidak. Iya ketika Kanjeng Gusti menarik lagi gasnya. Tidak ketika roda itu berhenti, dan kita pas ada dibawah. Lalu kapan jalannya kembali sehingga kita bisa menari-nari di atas lagi? Selagi kita punya mimpi !

Baju kotak kembali tertegun, seperti Alibaba yang tengah mendapati harta karunnya. Baju kotak sangat cinta kotak, tapi realita membawanya kepada bundar. Bahkan cintanya pun berbentuk bundar, seperti Cut mempesona bernama Nova Eliza mengisahkan film Bola Itu Bundar. Siang ini baju kotak semakin terpikat dengan bundar. Bundar itu lingkaran, bukan lingkaran setan, tapi ini lingkaran kehidupan.

Baju kotak teringat Andre Sis di Padhang mBulan : “Maknailah, meski hanya sebuah kata sederhana. Kelak kau akan tahu betapa makna bisa bermula dari sebuah kata, sebuah huruf” Baju kotak linglung siang ini, meski dia tak berharap hati dan mukanya berubah jadi kotak.



*untuk baju kotak

Senin, 08 Februari 2010

Quote

Di sadur dari karya KH Mustofa Bisri :

Aku manusia
Kamu Manusia

Aku mencintai kamu..
Siapapun kamu, tanpa pandang bulu...

Tetapi kalau kamu memerangi manusia
Aku siap menantangmu

Karena aku manusia
Dan kamu manusia....

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...