Kamis, 19 November 2009

Visualisasi Hidup

Rhonda Byrne dalam bukunya the Secret menyatakan bahwa “Setiap orang melakukan visualisasi, terlepas dari apakah ia mengetahuinya atau tidak, Visualisasi adalah rahasia besar dari kesuksesan”. Yup, kita harus punya visualisasi. Kalau dalam bahasa jamaknya kita harus punya mimpi. Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita, begitu kata Andrea Hirata. Suatu mimpi yang harus di perjuangkan, bukan hanya bermimpi dengan impian kosong.

Sekitar sebulan yang lalu saya mengikuti training yang berkesan bagi saya. Meskipun training-nya terlalu teknik dan entah kapan aplikasinya di Indonesia. Sangat mengasikkan karena harus belajar teknologi baru dengan system yang begitu kuat disisi konsep dan pengembangannya. Banyak orang menyebutnya LTE. Meskipun agak njlimet tapi minimal ya tak sesulit kalau kita berkutat dengan rumus-rumus abadi punya integral dan kalkulus. ;)

Tapi kita tak akan membicarakan tentang materi itu. Ada hal menarik lain yang saya dapatkan dari training itu. Ketika itu di hari terakhir pada saat break, saya dan teman2 kira-kira 3 orang sempat ngobrol secara personal dengan trainernya. Beliau adalah Pak Bambang dan Pak Nahwan. Saat ini beliau berdua adalah dosen di IT Telkom ( Dulu bernama STT Telkom ).

Beliau berdua kemudian banyak bercerita tentang keseharian mereka di dunia akademik. Mereka benar-benar membuka pemikiran kita yang saat ini mungkin hanya terpaku kerja dan kerja saja. Intinya adalah bagaimana bahwa mencari ilmu itu tidak akan pernah ada habisnya. Semakin ilmu kita bertambah maka semakin kita merasa kecil. Carilah ilmu sampai ke negeri Cina. Ups, tapi kemarin baca blognya trinity di nackedtraveler.com katanya negara Cina itu sangat jorok, yaudah ganti aja kalau gitu deh, “carilah ilmu sampai Eropa”. Bukannya lebih jauh, lebih mantap kan ya.

Pak Bambang cerita tentang istrinya yang sedang melanjutkan kuliah ke Belanda. Pak Nahwan juga cerita tentang kuliah S3-nya di UI. Mereka juga cerita tentang mahasiswa-mahasiswanya yang melanjutkan kuliah dengan beasiswa ke luar negeri. Terus bercerita juga bahwa kadang orang Indonesia seperti kita ini terlalu sederhana pemikirannya. Lulus kuliah, cari kerja, dapat kerja, menikah. Itu saja!

Padahal potensi yang di punya manusia itu kalau di explore dalam-dalam begitu luas. Banyak potensi yang harusnya melebihi ekspetasi yang boleh di bilang sempit itu. Banyak hal yang masih banyak di jelajah di dunia ini. Masih banyak ilmu yang harus di cari. Mungkin sudah budaya, ketika kita dulu masih sekolah cita-cita kita adalah bisa kuliah, lulus, dapat kerja yang bagus, menyenangkan orang tua, kemudian menikah. Sederhana sekali. Padahal masih ada banyak hal di luar sana yang masih bisa kita lakukan. Khususnya yang diceritakan tentang Pak Nahwan dan Pak Bambang adalah dalam bidang pendidikan. Kita bisa terus mencari ilmu, sekolah lagi, atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi orang lain. Karena kita juga pasti meyakini bahwa amalan yang tidak akan pernah terputus amalannya dan akan kita bawa sampai mati salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat.

Beliau berdua cerita juga bahwa hanya dengan beasiswa, mahasiswa-mahasiswa mereka tetap bisa survive hidup di luar negeri sana. Intinya adalah kemauan kita untuk terus belajar, belajar dan belajar. Bahkan kehidupan nyata ini adalah sebuah pembelajaran yang setiap prosesnya akan memberi pembelajaran luar biasa bagi kita. Jadi ketika kita punya potensi yang luar biasa entah dalam bidang apapun, bagaimana kita bisa mengeksplore itu dalam-dalam. Yang pada nantinya pasti bermanfaat bagi hidup kita bahkan memberi kebanggaan luar biasa bukan hanya kepada kita tapi kepada orang tua kita dan orang-orang sekitar kita.

Mendapat pencerahan itu, sontak saya merasa sangat malu. Kami merasa pemikiran kita di buka. Kami merasa hidup kami terlalu sempit sekarang. Cuma berkutat dengan kerja dan kerja saja. Padahal ada hal yang lebih luar biasa disana. Mungkin kendala yang pertama kali adalah bagaimana kita mencoba keluar dari zona nyaman kita. Tapi yang penting yang harus di tanamkan pada diri kita adalah niat untuk mencari ilmu. Mungkin tak perlu jauh-jauh ke luar negeri bagi orang yang kemampuannya pas-pasan seperti saya ini. Tapi bagaimana ilmu yang kita dapat entah dari manapun itu bisa bermanfaat bukan hanya untuk sendiri tapi untuk orang lain juga. Mungkin harus berlipat-lipat lagi semangatnya bagi kita yang selama ini mata dan hati sudah tertutup slip gaji. ;)

Visualisasi, itulah intinya. Bagaimana kita bisa memvisualisasikan segenap daya dan upaya yang ada pada diri kita untuk mengeluarkan potensi terbaik yang ada pada diri kita. Bukan hanya untuk kita tapi untuk orang-orang di sekitar kita yang sangat bermakna di hidup kita.

Belajar, belajar, belajar.. Yuk marii 

Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin liku-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpancar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingi melepuh terbakar matahari, limbung di hantam angina, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup! ( Edensor – Andrea Hirata )


*suatu pagi di suatu kamar kecil di kota Semarang di iringi bunyi-bunyianan sms dari 252 dan 369 yang menarik-narikku untuk segera berangkat kerja.. oncall.. oncall.. semangat.. semangat.. apapun keadaan dan statusnya..

Selasa, 29 September 2009

Libur Telah Tiba Hatiku Gembiraaa

Akhirnya Ramadhan tahun ini sudah hampir usai.. Ada senang tapi ada sedihnya juga, seperti Bimbo dengan khusyuknya berdendang : " Setiap habis Ramadhan, hamba cemas kalau tak sampai.. Umur hamba ditahun depan, berilah hamba kesempatan.. "

Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat - saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya

Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan

Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan

Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat se dunia
Seluruhnya kumpul di persatukan
Dalam memohon ridho-Nya


Tapi ada senangnya juga karena Lebaran kali ini Alhamdulillah dapat libur 5 hari. Mungkin terlalu singkat bagi orang lain, tapi bagi saya liburan ini begitu panjang. Karena selama 4 tahun bekerja jauh dari rumah baru lebaran ini merasakan libur lebih dari 3 hari, meskipun sudah hampir 7 tahun ini menyandang sebutan "perantau".

Banyak pembelajaran yang saya lihat dari Ramadhan tahun ini, tapi selebihnya hal-hal ironis yang terlihat. Mungkin keadaanya seperti status facebook teman saya :

Lun Smith : Keaadaan susah dan sgt memprihatinkan di t4 korban gempa, jg lumpur Lapindo. Tp pusat2 p'bjaan msh ttp sj padat dgn org2 yg ngeborong . Hmm...Ironis !
Tues at 22:32 via Mobile Texts · Comment · Like

Kembali ke benang merah :) . Lebaran kali ini Insya Allah saya akan merayakan di Wonosobo. Boleh di bilang ini kota masa kecil karena semenjak lulus SMP saya harus mengadu ilmu ke Purwokerto. Kota setengah besar yang penuh dengan budaya Ngapakers-nya. Kotanya unik, kadang panas kadang dingin. Udaranya terlalu menyengat, apalagi buat saya yang hanya kost di kost-kostan kelas ABN ( Asal Bisa Nglekar ). Tapi 3 Tahun di sana menuliskan kenangan yang indah. Bertemu saudara-saudara baru dan tentunya punya logat bicara yang "mandan ngapak sitik" yang kebawa sampai sekarang.

Lepas 3 tahun dari sana, akhirnya lulus juga dari STM kebanggan itu. Saatnya memasuki dunia yang sesungguhnya, saatnya mencari kerja. Dengan modal nekat, ngeyelan, penuh salam super berdasarkan UUD 45 serta berlandaskan dasadarma pramuka akhirnya dinekatkan untuk mencari kerja. Setelah luntang-luntung kesana kemari akhirnya bisa dapat kerja di Semarang, mungkin buruh lebih tepatnya. Naik turun tangga dari tiang satu ke tiang yang lainnya menjadi menu sehari-hari. Testphone, Checker, Dropwire menjadi tuntunan sehari-hari. Muka kumal disengat matahari jadi dekorasi wajah. Setelah 2 tahun diterpa badai diterjang hujan [ jiaaaahhh,, Lebayy mode ON ] akhirnya bisa keluar dari kerajaan itu.

Saatnya menjalani hidup nomaden selama 1 tahun antara 2007 akhir sampai 2008 akhir, dan kali ini di Banda Aceh. Negeri Nanggroe yang begitu eksotik. Pengalaman yang mungkin seumur hidup tak terlupakan bagi seorang "jawa" seperti saya. Lepas dari sana, kemudian hidup nomaden lagi bekerja ikut kompeni dari Medan, Jakarta, Bekasi dan sekarang sudah di Semarang lagi.

Dan kini sudah 1 tahunan di sini, tempat belajar yang luar biasa. Dan semoga semakin bisa untuk terus banyak-banyak belajar..

Wah, benang merahnya kok ndak kembali-kembali ya dari tadi. Dari masalah Ramadhan, Kota-kota kok sampai kerjaan. Udah ah, saatnya siap2 buat mudik sama Mira. Udah Freeze juga jadi sekarang saatnya bernyanyi..

Libur Tlah Tiba.. Libur Tlah Tiba.. Hatiku Gembira..

Saatnya merayakan Idul Fitri, mohon maaf atas kesalahan-kesalahan.

When it's black turn white; when it's dark turn light; when a mistaken
turn forgiveness, eagle mengucapkan selamat Idul Fitri, mohon maaf
lahir dan batin.

Mencintai Pekerjaan

Minggu lalu Alhamdulillah dapat kesempatan untuk buka puasa dengan seorang teman di daerah Ngesrep. Karena jarak yang dekat dengan kantor maka saya paskan waktunya saat berbuka kesananya. Sesampai disana semuanya tampak seperti biasa. Suasana khas warung tenda pinggir jalan, riuh rendah suara kendaraan dan kesibukan penjual makanan dengan co-pilotnya yang hilir mudik kesana kemari. Suasana tampak semakin temaram, juru masak masih saja sibuk goyang sana goyang sini untuk menampilkan masakan yang terbaik untuk konsumennya. Senyum 'renyah' tak lupa ia sunggingkan untuk pelanggannya yang setia menunggunya. Melihat senyumnya saya jadi ingat senyum manis guru Etika Pelayanan Pelanggan jaman STM dulu, senyum simpul yang menggetarkan.. [ lebay mode ON :))) ]

Di sela-sela waktu menunggu itu satu persatu pengamen datang menghibur. Dari lagunya Syahdu Rhoma Irama, Gelas-gelas kaca Nia Daniati, 19 Nopember-nya Meggi Z, Stasiun Balapan Didi Kempot, sampai lagu band-band masa kini semacam Kangen Band & Changcut Band. Pergi satu datang satu, datang satu pergi satu dan selalu begitu. Dari pengamen model dandanan Punk, Rock, Orkes dangdut, sampai dandanan jadul jaman orang tua saya masih pacaran barangkali.

Semuanya tampak biasa. Tapi kemudian ada mas pengamen yang aneh. Pertama denger suaranya keren juga, ekspresi dapet, artikulasi mantap [ weits, berasa jadi juri Wonosobo Idol nii.. hehe :))) ]. Tapi ada yang membedakan mas ini dengan pengamen lain. Kalau pengamen lain begitu dapat uang langsung kabur meskipun baru nyanyi 1 baris, mas ini beda. Dia belum mau menerima uang kalau lagunya belum selesai. Kalaupun mau menerima uangnya, habis terima dia tetap nglanjutin lagunya sampai selesai baru beranjak ke meja lain. Wah, sedikit heran juga saya. Lalu saya kepikiran, apa ini ya yang dinamakan mencintai pekerjaan. Yap, mencintai pekerjaan. Mas itu kayaknya tulus banget sama pekerjaanya. Menganggap pekerjaan bukan sebagai beban, tapi fun. Mungkin kita bisa belajar dari mas itu, bahwa pekerjaan itu bukan melulu soal 'hasil'. Tapi tanggung jawab akan sebuah kewajiban yang diamanatkan untuk kita. Totalitas dan keikhlasan mungkin kunci untuk memperoleh hasil yang maksimal. Seperti mas itu yang saya rasa bisa memaksimalkan aksinya untuk membuat banyak senyum pendengarnya.

Manusia pada dasarnya ingin selalu fokus untuk meraih kebahagiaan, dan salah satu faktor untuk meraih kebahagiaan itu adalah bagaimana menyelaraskan motif kebahagiaan dengan pekerjaan yang benar-benar dicintai. Pekerjaan seberat dan sekompleks apapun akan terasa ringan ketika kita kerjakan dengan cinta.

Mungkin terasa klise, tapi ketika kita sudah mencintai pekerjaan maka kenyamanan yang akan kita dapat. Beban kerja sebesar apapun akan terasa ringan ketika kita menjalani dengan fun, tapi tentunya fun yang bertanggung jawab. Tapi ada satu keyakinan yang mungkin bisa jadi pegangan adalah jadikan kerja itu sebagai ibadah. Kalau kita bisa memotivasi kerja kita untuk ibadah kita akan semakin termotivasi kalau semakin banyak kerja maka semakin banyak ibadah. Semakin banyak ibadah maka semakin banyak pahala. Banyak pahala masuk surga.. [ hahaha.. maunyaaa ].

Ketika kita menganggap kerja itu untuk ibadah kita maka kita akan ikhlas menghadapi suasana dan status apapun. Dan seperti yang dianjurkan, Ibadah itu harus khusyuk & total. Maka kalau kita menjalaninya dengan dasar itu insyaAllah hasil kerjaan yang maksimal yang kita dapat sebagai wujud sebuah dedikasi. Karena kita bekerja Lillahita'ala!. Pendapatan menjadi nomor sekian, yang penting cukup untuk memberi makan anak istri & membeli Mercy.. :)))




*bukan bermaksud menggurui, hanya sekedar tulisan iseng untuk memotivasi diri saya yang lama kelamaan makin malas sajaa.. hehehe

Senin, 08 Juni 2009

Pede By Sheila On 7

Pede By Sheila On 7

Aku memang belum punya mobil
Yang bisa teduhkanmu dari hujan
Tapi aku punya lagu
Yang bisa menghangatkanmu di setiap saat
Aku memang nggak funky
Tapi bukan gembel yang hidup tanpa usaha

Tapi kalau kamu sadar
Yang kita butuhkan bukan hanya funky style/materi
Yang kita butuhkan…..

Tapi kalau benar kamu cewek baik
Kamu pasti falling in love with me
Kerana aku bisa membuaimu
Terbang melayang ke sana ke mari…
Wow…

Tapi kalau kamu sadar
Yang kita butuhkan bukan hanya materi
Yang kita butuhkan…..

Pegang erat pinggangku saat kita melaju
Di atas bintang-bintang/dua roda
Dendangkan serta lagu kesayanganmu
Seperti sedia kala
Dimana kita terangkai bersama

Jumat, 29 Mei 2009

Obsesi Lagi

Pagi tadi aku punya mimpi dan obsesi lagi :

membuat hidup ini tak lagi datar.. menikmati setiap prosesnya.. penuh penaklukan2.. memberi hidup bermanfaat untuk orang lain.. untuk hidup yang lebih lapang.. hidup penuh dengan perjuangan..

demi sebuah kebanggaan..

tak seru hidup cuma seperti ini..
akan lebih bermakna jika tertulis dengan tinta sejarah..

tinta emas ego masa muda yang tertambat di raga..

Kamis, 28 Mei 2009

Kehilangan Motivasi

Kehilangan motivasi..

Ketika gambaran mimpi tak lagi menyilaukan..
Ketika cahaya hati mulai tenggelam..

Saya butuh motivasi..
Saya butuh narasi..
Saya butuh aksi..

Terimakasih untuk semua motivasi yang kamu beri..
Saya janji...

Besok pagi hadir dengan sejuta motivasi kembali
Demi kita..
Demi impian kita..
Demi kebahagiaan yang menyejukkan mata..
Memancarkan sejuta pesona..

Demi Kita Khaliya..

Rabu, 27 Mei 2009

Amal Baik

Semalam dapat pesan singkat dari mbak Nen :

[08157500xxxx - 20:01 PM]
"Aku barusan sadar gimana Tuhan membalas apa yang udah kita tabur. Barusan hpku jatuh di jalan pas meh maem, aku gak sadar sama sekali. Padahal udah 10 menitan, tiba2 ada ibu2 sama anaknya ke tempat maemku and nanya : mbak, ini hpnya bukan? Wagh, baik banget ibu itu. Padahal kalau mau dibawa pulang hpnya bisa aja"

Subhanallah, dapat sms itu saya langsung tertegun. Begitu besar kuasa Allah. Dan saya semakin yakin bahwa kebajikan sebesar zarrahpun niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan pahala yang besar bahkan berlipat-lipat, begitu juga sebaliknya kalau kita berbuat yang tidak baik.

Saya jadi ingat, dulu ketika saya masih kecil. Meskipun keluarga kami juga kesusahan, rumah kami banyak didatangi orang yang sedang mengalami kesusahan juga. Banyak pula yang ikut tinggal di rumah kami. Meski kami tidak bisa membantu secara materi tapi mereka senang berkunjung ke rumah kami untuk berbagi cerita dan kesusahan. Memikirkan solusi bersama-sama dan mencari jalan keluar atas kesusahan.

Dan saya merasa sikap baik dan kebajikan Ibu saya itu kadang terbalaskan kepada saya. Saya banyak mengalami peristiwa yang saya anggap sebagai balasan atas amal baik Ibu saya kepada orang lain. Dulu waktu masih sekolah di Purwokerto, meski serba kesusahan untuk membiayai sekolah, uang saku juga harus mencari kesana kemari. Namun banyak sekali kemudahan yang kami peroleh, banyak orang yang begitu menyayangi saya meski saya tinggal jauh dari keluarga.

Satu peristiwa yang mungkin akan saya ingat selamanya adalah saat saya di Banda Aceh. Ketika itu saya sakit terkena demam berdarah. Saya harus dirawat di rumah sakit. Disana saya tak punya satu saudarapun. Jadi dirumah sakit lebih banyak sendiri. Tapi ketika dirumah sakit ada seorang ibu-ibu yang baik sekali, dia menunggui, dia mencoba menyapa, dan kemudian kami saling mengenal. Tau saya disana merantau dan tidak punya saudara, dia sering datang ke rumah sakit, membawakan makanan, menyuapi makan, bahkan membelikan selimut untuk saya. Padahal kami baru kenal saat itu. Subhanallah, baik sekali Ibu itu. Saya melihat ketulusan dari mata Ibu itu. Dia banyak cerita tentang keluarganya dan menganggap saya seperti anak beliau. Berbagi cerita dan menentramkan hati saya saat disana.

Saya beranggapan peristiwa itu mungkin adalah balasan atas amal Ibu saya yang terbalaskan untuk saya. Sekecil apapun amalan kita pasti ada balasannya. Begitu juga sebaliknya. Mudah2an kita semakin termotivasi untuk berbuat lebih baik. Amin..

Minggu, 03 Mei 2009

Kita Pasti Bisa Pak..

Maafkan anakmu pak,

hari ini..
mulut ini tak mampu berucap..
hari ini..
mulut ini tak mampu menyapa..

jalan panjang yang engkau lalui..
jalan terjal yang kau rasakan..
pedih hidup kita saat ini..
begitu ikhlas kau lewati..

meski ku tak mampu berucap..
tapi..
hati ini akan terus menyapa..
akan terus berdoa..
untuk sebuah cita yang kita tuju..
untuk semua harapan2 itu..

semua perjuanganmu..
semua tutur katamu..
menjadi doa untuk jalan panjang kita..

ketika semua orang enggan menyapa kita..
ketika semua orang mencela kita..
ketika kita dianggap sampah oleh orang yang kita cinta..
ketika nasib baik belum mendekat pada kita..

motivasi ini akan membumbung tinggi.. untuk membuktikan pada mereka..
menunjukkan kepada dunia..
kita bukan pecundang.. kita harus balikkan keadaan ini..
balikkan semua ketidakmungkinan menjadi mungkin..

demi kita pak,
demi keluarga kita dulu..
demi kebahagiaan kita yang mereka rampas itu..
bukan karena dendam, tapi karena mimpi kita..
mimpi akan sebuah keluarga yang tak lekang oleh waktu..

selamat ulang tahun pak, maaf anakmu belum bisa membanggakanmu..
tapi ku kan buktikan ku mampu penuhi harapmu..

* 3 Mei 2009
dari seorang anak yang berharap bapaknya bisa bahagia..

Selasa, 21 April 2009

Retorika ini, Jalan Panjang Rel ini, Ikhtiar ini..

Entah kenapa pagi ini kok kangen ya sama blog ini. Pengen nulis lagi setelah lama terbengkalai. Mungkin udah kecanduan sama virus pesbuk barangkali ya. Padahal dulu blog ini begitu saya bangga2in, tempat ketawa dan lebih seringnya sebagai tempat menangis.. :D

Siang ini saya masih duduk disini, tempat yang sama seperti 9 bulan yang lalu. Yup, dikantor ini. Dikantor yang saya anggap sebagai rumah. Tempat untuk mencari kehidupan dan memahami apa itu arti perjuangan.

Banyak yang sudah berubah dalam 3 bulan terakhir hidup saya belakangan. Dan yang pasti saya kembali mempunyai mimpi. Mimpi akan sebuah hati. Tempat dari segenap cita dan impian ini termotivasi kembali. Menggenggam sebuah keyakinan akan dia..

Retorika ini, Jalan panjang rel ini, Ikhtiar ini mudah2an selalu dilapangkan.. Amin..

Kamis, 05 Februari 2009

Mari Bersyukur

Kadang kita menganggap bahwa dunia ini harus ditaklukan. Kita menganggap suatu keharusan bisa meraih semua yang orang lain bisa raih. Bahkan banyak orang yang mendewakan dunia ketika mereka berlomba-lomba untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya demi sebuah kehormatan dan gengsi.

Kita memang harus bermimpi setinggi-tingginya. Namun kadang banyak orang seakan terlupa bahwa ujung dari segala kehidupan kita adalah ketenangan hidup. Ketenangan untuk kehidupan yang kekal kelak disana. Jadi mari kita bermimpi untuk sebuah asa, tapi rasa syukur kita akan apa yang sudah kita raih adalah yang utama.

Kehidupan Itu..

Kehidupan itu seperti rel.. Tidak selalu lurus.. Namun kadang berbelok, naik, turun, atau bercabang ketika kita harus menentukan pilihan

terinspirasi di kamar mandi tadi pagi

Selasa, 27 Januari 2009

Termehek - mehek

Anda sering liat reality show berjudul Termehek-mehek?
Kalau sering lihat berarti kita sama.. :D

Banyak pembelajaran yang saya dapat dari tayangan itu. Segenap kisah yang ditampilkan membuktikan bahwa hidup ini penuh perjuangan. Segala sesuatu harus diraih dengan kerja keras.

Banyak hal-hal yang tidak terduga dalam kehidupan ini. Pahit manis hidup yang dialami mungkin adalah sebuah “skenario” yang terbaik yang harus dilalui semua manusia. Ketika kita meyakini bahwa hidup ini adalah sebuah lintasan rel yang panjang yang harus dilalui itulah arti dari sebuah perjalanan hidup.

Dulu saya menganggap, semua masa lalu saya yang kelam yang pernah saya lewati adalah salah satu cobaan hidup yang paling berat yang dialami manusia di dunia ini. Namun kisah dan cerita di tayangan termehek-mehek membuka mata saya bahwa ternyata ada kisah dan perjuangan hidup yang lebih berat dari yang saya alami. Banyak kisah-kisah yang melebihi ekspetasi saya dalam melihat kehidupan orang lain.
Ternyata semua penderitaan yang saya alami belum ada apa-apanya dibanding yang dirasakan orang lain. Kehidupan yang saya jalani sekarang lebih beruntung dibanding dengan kehidupan orang lain.

Ternyata kita memang harus terus menerus untuk bersyukur atas apa yang telah kita raih. Entah pahit atau manis, itulah jalan yang terbaik untuk kita. Ikhtiarkan semua usaha dengan keikhlasan mudah-mudahan jalan terbaik yang akan kita raih.

Rabu, 07 Januari 2009

Kosong Tak Berbekas

0000000000
000000000
00000000
0000000
000000
00000
000
00000
000000
0000000
00000000
000000000
0000000000

Hatiku saat ini : K O S O N G

HotSpotan di Kampus..

Dah hampir sebulan ndak berangkat kuliah, tiba-tiba dapat sms dari temen kalau ada mid semester. Mata kuliahnya ndak main2 : OlahRaga. Wah, alamat harus ngapalin nama ketua KONI Jawa Tengah yang baru nih. Mana aku kalau baca koran cuma berita PSIS aja yang dibaca, bisa berabe nih. Mau ndak mau baca berita2 olahraga yang nggak penting itu deh..

Dan sekarang dah sampai kampus, untung ndak lupa jalan ke kampus ( karena dah saking lamanya ndak berangkat.. :D ). Mid jam 20.30, tapi jam 19.30 dah sampai kampus. Dari pada bengong iseng2 nyobain hotspot kompetitor yang dipasang dikampus. Fufh, cepet juga men. Gratis pula.. Trus ni coba-coba buka blog.. Manteep..

Ayo, kita ndak boleh kalah ma kompetitor itu.. Kejaaaaarrrr..

Selasa, 06 Januari 2009

Anggun C Sasmi Jilid 2

Tergila-gila Anggun C Sasmi.. Fufh, merinding bener kalau denger suaranya.. Apalagi lagu yang pakai bahasa Perancis yang sexy banget pengucapannya.. Namun ada satu lagu yang bikin mabuk kepayang tiada henti.. Mimpi judulnya.. Liriknya, dalaaam banget...




Mimpi -- Anggun C Sasmi

Dalam Hitam Gelap Malam
Kuberdiri Melawan Sepi
Di Sini Di Pantai Ini
Telah Terkubur Sejuta Kenangan
Dihempas Keras Gelombang
Dan Tertimbun Batu Karang
Yang Tak Kan Mungkin Dapat Terulang


Wajah Putih Pusat Pasi
Tergores Luka Di Hati
Matamu Membuka Kisah
Kasih Asmara Yang Telah Ternoda
Hapuskan Semua Khayalan
Lenyapkan Satu Harapan
Kemana Lagi Harus Mencari


Kau Sandarkan Sejenak Beban Diri
Kau Taburkan Benih Kasih
Hanyalah Emosi
Melambung Jauh Terbang Tinggi
Bersama Mimpi
Terlelap Dalam Lautan Emosi
Setelah Aku Sadar Diri
Kau Tlah Jauh Pergi
Tinggalkan Mimpi Yang Tiada Bertepi
Kini Hanya Rasa Rindu
Merasuk Di Dada
Serasa Sumpah Melayang Pergi
Terbawa Arus Kasih Membara

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...