--- nama blog ini secara tidak langsung diilhami dari sebuah acara di metro tv yang mengangkat realita bangsa ini walau dengan nama kias " republik mimpi " ---
Namun penayangan pada malam ini (6 Januari 2008 ) ada yang berbeda dibanding biasanya. Sang Wakil Presiden " Jarwo Kuat " tidak bisa hadir karena sedang tersandung sebuah masalah hukum.
Diakhir acara, Penasehat Komunikasi Politik negeri Republik Mimpi menyatakan kemungkinan bahwa acara pada malam ini merupakan episode terakhir.
Tentu pernyataan itu maupun rencana pemberhentian acara ada hubungannya dengan kasus yang ditimpa "Jarwo Kuat"
Namun yang jadi pertanyaan, Adakah unsur2 politik dalam kasus "Jarwo Kuat" ?
Kita tunggu saja perrkembangannya...
Berikut berita tentang kasus "Jarwo Kuat" yang dikutip dari kapanlagi.com
Nama Tercemar, 'Wapres' Datangi Polda Metro Jaya
Kapanlagi.com - Ada pemandangan unik di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Polda Metro Jaya Sabtu pagi (5/1). Tanpa penjagaan ekstra ketat petugas sejumlah mantan presiden seperti Soeharto, Megawati, Gus Dur, Habibie berkumpul. Usut punya usut, mereka pelakon presiden di REPUBLIK MIMPI pimpinan Effendi Gozhali.
Kehadiran mereka pun bukan berdemo melainkan menemani Sujarwo, yang berperan sebagai Wapres, untuk melaporkan pimpinan event organizer yang dianggap telah mencemarkan namanya dengan pasal 378 jo 372 KUHP.
Tampak pula kuasa hukum mereka Firman Wijaya. Kelar pelaporan, Jarwo Kuat, sapaan kesehariannya, mengatakan tindakan ini terpaksa dilakukan karena dirinya merasa tidak tenang. Apalagi tuduhan penggelapan ini berimbas pula dengan keluarganya.
"Secara materi nggak ada tapi saya dan keluarga harus ngungsi ke orang tua. Lagian saya ngga bisa tenang dalam bekerja apalagi setelah dipanggil Polres Tangerang. Saya merasa tertekan," terangnya diangguki Firman Wijaya.
Sementara Firman meminta supaya digelar perkara secara terbuka sehingga tahu di mana kebenarannya. Ihwal soal tersebut terjadi kala Jarwo yang menjadi salah satu panitia Kampoeng Bola 2006 bersama PASKI (Persatuan Seniman Komedi Indonesia) di Parkir Timur Gelora Bung Karno Senayan.
Acara itu terselenggara PT Al-faath Production pimpinan Rifqy Muhammad. Namun EO ini belum sanggup membayar pendanaan yang dibutuhkan segera dan hanya menyerahkan selembar cek senilai 200 juta rupiah atas nama Andar Jaya.
Lantaran mendesak akhirnya Jarwo bersama panitia lainnya termasuk Andar meminjam dana pada Alex Tjocokroraharjo. Tapi dana yang diberikan cuma 190 juta rupiah. Saat itu pula Alex bersedia bertanggung jawab untuk pengembalian dana yang dipinjam dengan cara mencicil beberapa kali.
Pada tahap pertama Andar membayar 90 juta rupiah. Sesuai perjanjian, sisa akan dibayarkan namun hingga batas waktu yang ditentukan tidak dilunasi. Tiba-tiba Jarwo mendapat somasi dari kuasa hukum Alex yang meminta segera melunasi sisa pinjaman. Apalagi rasa kaget bertambah saat dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Tangerang. (kpl/opa)
Lintang Damar Panuluh
Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...
-
Kalau ada suatu tempat yang selalu ingin saya kunjungi ketika bepergian, tempat itu adalah Pelabuhan & Pantai. Saya suka dengan laut, bi...
-
Kapan kamu pergi jauh untuk pertama kalinya sendiri? Waktu itu tahun 2002 ketika saya belum genap berumur 15 tahun. Baru lulus SMP dan mas...
-
*cerita jadi Bolang keliling Sumatra bersama Hilmy dan Melyn (17) kelanjutan dari : Mampir Sekejap ke Padang Suasana nampak mulai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar