Pada malam yang bertabur bintang. Aku bersimpuh di atas rerumputan. Aku hanya titik kecil. Tak pantas congkak bersemayam dalam kalbu ini.
Di atas rerumputan aku mengeja rangkaian kata. Terketik di langit. Laksana noktah putih di atas pusara hitam yang legam. Namun penuh makna.
Lonceng di atas kastil itu melontarkan nadanya. Aku terbangun dari lamunan. Ah, ini hanya perjalanan. Masih panjang jalan di sana..
Sebuah jalan dimana aku harus percaya intuisi, takdir, hidup, karma, dan sebuah doa. Doa yang di panjatkan ibu untuk anak terkasihnya.
Sampai di ujung jalan tempat kita menghabiskan usia kita. Di tepi danau, di sela ilalang dan bintang yang masih sama. Diiringi lagu kesukaan kita. Seperti malam ini.
Mari sudahi khayalan ini. Sedang tidak bisa melihat langit. Apalagi di tepi danau. Malam ini, malam panas di kost kota Jakarta :D
Minggu, 09 Oktober 2011
Lintang Damar Panuluh
Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...
-
Kalau ada suatu tempat yang selalu ingin saya kunjungi ketika bepergian, tempat itu adalah Pelabuhan & Pantai. Saya suka dengan laut, bi...
-
Kapan kamu pergi jauh untuk pertama kalinya sendiri? Waktu itu tahun 2002 ketika saya belum genap berumur 15 tahun. Baru lulus SMP dan mas...
-
*cerita jadi Bolang keliling Sumatra bersama Hilmy dan Melyn (17) kelanjutan dari : Mampir Sekejap ke Padang Suasana nampak mulai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar