Minggu, 18 Mei 2008

Retorika Malam..

Pekerjaan saya sekarang mengharuskan saya untuk mengakrapi malam. Malam, sebuah sudut waktu yang sangat eksotis. Tersimpan sejuta misteri yang kadang membuat kita merasa perlu untuk bercermin tentang banyak pengharapan dan impian. Karena di waktu malam itu semua pintu akan membuka pengharapan kita dengan sangat lapang.

Bekerja di malam hari membuka mata saya bahwa di temaram kegelapan masih banyak orang yang harus berjuang demi sebuah kehidupan. Masih banyak orang yang harus bekerja demi hidup mereka. Bahkan dengan cara yang tidak terbayangkan dalam benak saya sebelumnya.

Saya menjumpai banyak tukang ojek yang tetap bekerja menunggu penumpang walaupun harus tidur di atas sepeda motor, menemui banyak perempuan pekerja pabrik yang baru selesai bekerja di tengah malam, seorang nenek tua penjual asongan di kereta ekonomi yang harus bolak balik dari satu stasiun ke stasiun di kota lain untuk menjajakan secangkir kopi.

Banyak retorika malam yang sangat menantang saya untuk terus ada didalamnya. Menikmati saripati kehidupan dalam kegelapan. Tentunya dengan sejuta misterinya....

Tidak ada komentar:

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...