Tiap malam, setiap waktu untuk nongkrong di angkringan saya selalu memandang kesuatu sudut. Sudut itu ada dibawah pohon rindang, lurus dengan penjual VCD bajakan yang memutar dangdut dan lagu lama seangkatan Koes Plus dan Obbie Messakh. Sudut itu tiap malam menjadi pelepas penat buat banyak orang. Dibawah rindangnya pohon itu, selalu berkumpul orang-orang pekerja proyek. Mereka pekerja dari luar kota yang mengadu nasib menjadi tukang bangunan yang dibayar harian, membangun sebuah bangunan di Semarang. Ba'da maghrib mereka melepas lelah dengan duduk dibawah pohon, berkaca lurus pada penjual VCD. Mencoba menerawang keluarga mereka di kampung dengan nyanyian-nyanyian syahdu.
Aku kagum dengan mereka, dengan semangat mereka, dengan kerendahan hati mereka. Kagum dengan perjuangan mereka untuk impian keluarga-keluarga mereka di kampung. Aku ingin seperti mereka, menjadi pelita bagi keluarga dan anak-anak mereka.
Lintang Damar Panuluh
Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...
-
*cerita jadi Bolang keliling Sumatra bersama Hilmy dan Melyn (15) kelanjutan dari : Danau Singkarak dan Padang Panjang Suasana b...
-
Kapan kamu pergi jauh untuk pertama kalinya sendiri? Waktu itu tahun 2002 ketika saya belum genap berumur 15 tahun. Baru lulus SMP dan mas...
-
--- nama blog ini secara tidak langsung diilhami dari sebuah acara di metro tv yang mengangkat realita bangsa ini walau dengan nama kias &qu...
1 komentar:
berat ya mas...
:)
hayuh semangat!!!
Posting Komentar