Jumat, 11 Maret 2011

Tentang musik

 


Hari ini masih harus berjalan dan saya akan terus menikmatinya. Tidur malam yang nyeyak membawa saya pada hari yang penuh dengan harapan indah. Perlahan sayup-sayup lagu kesayangan saya putar untuk menetralkan suasana. Mata masih “kriyip-kriyip” untuk menjangkau berbagai hal yang ingin saya lakukan hari ini. Saya  selalu mengisi pagi dengan music. Entah kenapa, mungkin factor kebiasaan dari dulu. Meski hanya sebait lagu, dan sepanjang hari saya akan menyanyikan lagu itu. Mungkin “mindset” pada pagi hari yang begitu kuat sehingga sepanjang hari secara tidak sadar, saya akan menggumam menyanyikan lagu yang pertama kali saya dengar setelah bangun tidur.

Bapak dan mak saya selalu memutar lagu-lagu kenangan semenjak keluarga kami membeli minicompo karena tidak mampu untuk membeli televisi. Umur saya saat itu 10 tahun dan mulai saat itu saya selalu di perdengarkan lagu-lagu kenangan kesukaan mak. Obbie Messakh, Panbers, Rinto Harahap, Pance Pondang sampai Iis Sugiarto selalu terdengar setiap pulang sekolah. Bapak saya yang orang “Nahdihyin” lebih suka lagu-lagu Kiai Kanjeng, juga lagu Dangdut. Rumah tinggal kami di pedesaan yang secara culture sangat dekat dengan Dangdut dan Campursari mempengaruhi banyak selera music kami. Kami tidak mengenal music RnB, Klasik, atau music Jazz yang tidak enak buat goyang itu :D

Karena kebiasaan di perdengarkan music setiap hari di rumah, kebiasaan ini terbawa sampai sekarang. Lagu-lagu kenangan kesukaan supir bus Purwokerto-Wonosobo tak asing bagi saya. Lagu dangdut klasik juga terasa enak di dengar di telinga. Campursari sangat juga sangat suka, karena lagu itu yang mengisi hari-hari saya di desa. Jazz begitu saya suka semenjak dengar lagunya Tompi

Namun setiap orang pasti mengalami fase-fase tersendiri. Ada saat dimana kita bisa menikmati setiap lagu, apapun lagu yang lagi hits saat itu juga. Biasanya ini terjadi saat umur kita 15-20 tahunan. Saat-saat itu biasanya kita begitu update terhadap semua lagu baru khususnya Pop Remaja. Dari model grup band dengan tampilan preman tapi lagu menye-menye. Sampai tampilan “Laura” tapi lagunya cadas :D

Ketika umur mulai beranjak biasanya selera orang mulai terpilah-pilah. Hanya beberapa aliran music atau penyanyi idola yang benar-benar ia ikuti perkembangannya. Saat umur saya 23 tahun seperti sekarang ini, secara refleks saya hanya mengikuti music yang saya sukai saja. Rasanya sudah tidak nyaman mengikuti musik model anak remaja / muda jaman sekarang. Sekarang secara refleks suka sama :

1.       Sheila on 7
Ini boleh di bilang grup band idola karena pertama kalinya telinga ini bersinggungan dengan music seperti ini. Dulu pertama kali mendengarkan pada saat saya kelas 1 SMP di pinjami kaset bajakan oleh Andi, teman SD saya.  Sejak saat itu jadi suka. 

2.       Lagu-lagu kenangan
Ini lagu-lagu yang sejak kecil sudah saya perdengarkan karena orang tua saya yang sering mendengarkannya. Obbie Messakh, Panbers, Rinto Harahap, Pance Pondang, Iis Sugiarto

3.       Rhoma Irama
Suka semenjak kejadian dini hari di daerah Ciracas, Jakarta Timur. Waktu itu pukul 1 pagi ketika saya sedang memperbaiki BTS, sayup-sayup saya melihat orang yang sedang tidur di Pos Kampling sambil mendengarkan lagu Rhoma Irama. Rasanya damai dan syahdu banget! Suatu hal yang susah saya dapatkan waktu itu.

4.       Kiai Kanjeng
Pertama kali suka sekitar tahun 1999-2000 ketika bapak saya sering membeli kaset album Kiai Kanjeng. Satu judul album yang saya masih ingat sampai sekarang “Jaman Wis Akhir”. Tambah suka sama Kiai Kanjeng ketika pertama kali lihat penampilannya secara live di Unika Semarang tahun 2009.

5.       Tompi, Glenn, Jason Mraz
Lagunya asik-asikk

6.       Rafli Kande
Suka hanya karena pernah mendengarkan lagu dia sewaktu di Aceh

7.       Bossanova Jawa + Didi Kempot
Suka semua lagu-lagunya :D

8.       Citra Scholastika
Hehehe.. :D

9.       Hmmm.. apa lagi ya :D

-siang panas terik, “ngligo”, keringetan, sambil dengerin Sabrina, Just the way you are…-

Tidak ada komentar:

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...