Kamis, 03 November 2011

Bis Malam

"Orang sudah melupakan sensasi bertamasya dan berpelesir. Kini, yang dipikirkan orang adalah bagaimana menjangkau suatu tempat dengan cepat dan dengan harga semurah mungkin."

Bagi kebanyakan orang sekarang, bepergian adalah bagaimana ia dapat menjangkau tempat yang dituju dengan secepat mungkin. Kecuali memang karena keterbatasan waktu, kini sebuah perjalanan seperti kehilangan esensinya. Banyak orang tidak menikmati "journey" dan lebih berorientasi kepada "destination".

Jika sedang mempunyai waktu lebih, saya lebih suka bepergian dengan bis. Karena ketika sedang tidak 'dikejar' waktu, naik bis itu seperti kita berekreasi. Jadi 1 dayung 2 pulau terlampui. Dilain sisi kita bepergian ke suatu tempat, entah untuk urusan kerja dan sebagainya. Di lain sisi kita sekaligus berekresi menikmati perjalanannya. Dengan naik bis kita juga bisa lebih bersyukur dengan melihat kondisi realita yang ada disekitar kita. Naik bis, khususnya bis malam akan membawa kita kepada perenungan suatu masa yang jauh di belakang atau di depan dari masa hidup kita sekarang. Naik bis malam, rintik hujan diselingi lagu Ebiet G Ade. Ah, itu moment yang indah kawan.

Memang, kadang banyak hal miris yang kita lihat. Pedagang asongan yang harus tetap bekerja menjajakan jualannya di tengah malam. Driver bis yang harus terjaga sepanjang malam. Penjaja makanan di pinggir jalan. Operator SPBU yang harus menunggu malam. Dan akan banyak lagi orang yang akan kita lihat masih bekerja di tengah dinginnya kegelapan. Bukankah kita bisa belajar bersyukur atas keadaan kita ketika melihat hal itu?

Banyak kota akan kita lewati. Banyak pembelajaran yang akan kita dapati. Bukankah kita hidup di dunia ini juga untuk belajar?

Dulu saya juga suka naik kereta malam. Tapi saya pikir-pikir kurang asik. Karena diluar yang dilihat hanya gelap, gelap dan gelap.

Inilah kenapa saya suka naik bis. Dan saya punya keinginan. Suatu saat nanti kalau sudah menikah. Saya ingin mengajak istri saya berpetualang naik bis. Menyusuri kota-kota. Melihat keanekaragaman dari sudut pandang siang yang terang dan malam yang gelap. Bukankah kehidupan juga memiliki 2 sisi terang dan gelap?

Ada rasa syukur, senang, juga pembelajaran. Itulah kenapa saya suka naik bis.

1 komentar:

METAMORFOSA mengatakan...

perjalanan adalah pelajaran.

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...