Menunggu hujan di sebuah halte Trans Jakarta. Berada di tengah jalan, di pusatnya ibukota. Tempatnya lapang, dengan kaca yang bersih. Sementara semilir angin masuk dari lubang-lubang ventilasinya.
Gedung-gedung pencakar langit menghiasi kanan kirinya. Sejuk dan segar hujan siang ini. Aku duduk di kursi panjang sementara seorang wanita dengan BH hitam ada di depanku. Nampak jelas. Bajunya tipis tersapu gerimis.
Hujan, jalan raya yang basah, serta deru mobil yang nampak simetris menambah syahdu suasana ini. Aku, juga kamu mungkin pernah merasakan suasana indah ini. Suasana dimana kita akan terbawa pada masa ketika kita duduk berdua dengan bermandikan air hujan.
Gemericik air dari laju roda kendaraan menambah semarak. Seperti mengiringi simfoni keindahan ini. Hujan masih akan tersaji untuk aku nikmati. Sementara pelangi mungkin masih menunggu. Menunggu redanya hujan siang ini, untuk kemudian ia melengkapi sisi kehidupan yang lain. Yang akan membawa kita jauh menikmati rasa syukur kita akan suasana yang mungkin begitu kita rindukan. Jauh disini, jauh dari kampung halaman. Disini. Di Jakarta.
*menunggu hujan di halte sarinah. sungguh saya suka suasana ini. menikmati hujan dari sudut jalan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Sabtu, 17 Desember 2011
Lintang Damar Panuluh
Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...
-
*cerita jadi Bolang keliling Sumatra bersama Hilmy dan Melyn (15) kelanjutan dari : Danau Singkarak dan Padang Panjang Suasana b...
-
Kapan kamu pergi jauh untuk pertama kalinya sendiri? Waktu itu tahun 2002 ketika saya belum genap berumur 15 tahun. Baru lulus SMP dan mas...
-
--- nama blog ini secara tidak langsung diilhami dari sebuah acara di metro tv yang mengangkat realita bangsa ini walau dengan nama kias &qu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar