Selasa, 14 Februari 2012

Surat Terakhir Untukmu, Mbul :(

Hai Mbul..

Seharian ini entah kenapa aku kebayang kamu mbul. Sudah lama ya kita tidak berbincang-bincang seperti dulu. Siang tadi ketika sedang menyetrika baju, tiba-tiba aku teringat kamu. Lalu aku lihat twitter kamu mbul, kamu sudah lama nggak nulis apa-apa di twitter. Aku liat BBM, tapi sepertinya punyamu juga tidak aktif. Di YM kamu gak online.

Kamu ingat nggak mbul pertama kali dulu kita kenal? Lewat YM juga kan mbul. Aku masih ingat waktu itu aku masih jadi pegawai baru di kantor. Dapat tugas untuk mengerjakan complain dari customer service. Kamu yang waktu itu jadi customers service menyampaikan complain dari pelanggan ke aku. Kita komunikasi pakai YM. Dari situ kita saling akrab, jadi sahabat dekat. Waktu itu aku masih memanggilmu pakai sebutan 'mbak', meski kemudian kamu protes karena lebih akrab langsung manggil nama saja. Setelah itu kita lebih sering saling memanggil pakai sebutan 'mbul', 'sayyur' atau penggilan 'sri'.

Dulu aku selalu mengejek kamu 'tua' karena umur kita yang terpaut. Tapi tetep lebih tua kamu mbul.. Hehehe. Mungkin dulu kita bisa jadi sahabat akrab karena kita sama-sama suka iseng. Kamu inget nggak mbul, malam-malam kita pernah pergi ke Stasiun Tawang, bayar peron, masuk dan duduk hanya untuk duduk memandangi kereta. Pernah juga jalan-jalan keliling Semarang sampai jam 2 dini hari, lalu karena bingung rumahmu sudah terkunci dan kostku sudah tutup akhirnya kita menunggu pagi di sebuah warnet. Kalau diinget-inget konyol juga ya mbul.

Eh tapi ada yang lebih konyol lagi menurutku mbul. Minggu pagi saat kita sama-sama tidak ada pekerjaan dan bingung mau ngapain. Kita berdua naik motor ke Stasiun Poncol, lalu motor kita parkirkan. Kita masuk ke stasiun, dan naik kereta terserah kemana yang penting pemberangkatan pertama dari saat kita datang ke stasiun. Kita baru tau ternyata kereta yang kita tumpangi itu kereta jurusan Semarang - Solo. Hahaha. Pertama kalinya kita pergi ke Solo naik kereta. Yang membuatku salut, kamu nggak pernah mengeluh meski sepanjang perjalanan kita harus merasakan panas. Sampai di Solo, kita bingung mau ngapain. Iseng lagi, akhirnya kita naik becak ke tempat makan. Selesai makan kita balik ke Semarang naik bus. Judulnya numpang makan siang di Solo hehe. Naik bus dari Solo ke Semarang turunnya di Stasiun Poncol. Ngambil motor di parkiran lalu kita menghabiskan malam dengan ketawa-ketawa karena akhirnya untuk pertama kalinya kita bisa makan sate kuda. Haha

Kamu masih ingat kan mbul? Kamu baik-baik disana kan mbul?

Oiya, kamu juga pernah ikut aku mudik ke Wonosobo ya mbul. Kita pergi ke Dieng dan Telaga Menjer. Aku selalu mengejekmu ketika kamu di Wonosobo. Waktu itu kan kamu gak berani mandi saking dinginnya. Katamu, air mandinya seperti air es. Ah, banyak sekali kenangan bersamamu mbul. Aku ingat ketika setiap malam kamu menjemputku ke kantor, menghabiskan makan malam ke tempat-tempat baru yang belum pernah kita datangi. Atau sekedar duduk di balkon kantor dan berdebat tentang jumlah bintang yang kita hitung malam itu. Setelah itu aku mengantarmu pulang dan kamu selalu menghitung berapa menit perjalananku dari rumahmu ke kostku. Kalau menitnya lebih cepat dari waktu standar pasti kamu sms : 'jangan ngebut mbul!'

Aku pernah mengantarmu ke rumah sakit ketika kamu sakit. Setelah kamu cek darah, kita harus menunggu hasilnya. Kita duduk di ruang tunggu berdua. Karena capek seharian bekerja, aku tertidur di kursi ruang tunggu. Bangun-bangun kamu malah ketawa karena kamu berhasil memfoto aku waktu aku tertidur. Kamu hebat, meski sakit tapi kamu tetap ceria dan tak pernah menampakkan rasa sakitmu.

Kita melewati hari-hari yang sangat bersahabat itu begitu lama. Namun kemudian kita terpisah ketika aku memutuskan resign dari kantor dan pindah ke Jakarta. Dua bulan berselang sejak aku resign, kamu juga resign karena ingin mempersiapkan pernikahanmu dan mengikuti suami yang kerja di Papua. Akhirnya kamu nikah juga ya mbul. hehehe. Bersama laki-laki hebat yang kamu cintai dan selalu kamu ceritakan kepadaku itu. Aku turut senang ketika kamu juga akhirnya bersahabat dengan teman-teman STM-ku.. :)

Sore ini aku pulang kantor menyusuri sebuah jalan. Di jalan itu aku melihat bapak penjual bunga. Bunganya sangat cantik mbul. Tapi sepertinya bunga itu tak ada artinya bagiku ketika aku mendapat sebuah bbm dan beberapa teman menelponku. Aku nggak percaya mbul! Sungguh! Beberapa bulan lalu kamu memang sering cerita keadaanmu. Tapi aku tak pernah menyangka akan seperti ini mbul. Kita pasti mengharapkan yang terbaik. Kamu pernah juga mengirim foto terakhirmu yang membuat aku begitu sedih.

Mbul,

Aku baru tau kenapa dari pagi aku keinget kamu. Mungkin itu yang dinamakan isyarat ya mbul. Akhirnya kamu bisa terlepas dari penyakitmu. Aku yakin kamu bahagia disana mbul. Banyak orang mengenangmu dengan indah. Suamimu akan jadi orang yang kuat karena cinta darimu. Aku percaya itu. Kamu juga pasti percaya kan mbul?

Aku tau kamu tak akan membaca surat ini mbul. Tapi setidaknya biarkan aku bilang bahwa kamu akan melihat pelangi. Seperti ada di twitt terakhirmu : "Bs liat pelangi, km?"

Kamu tidak pergi, kamu hanya sedang pulang..
Innalillahi Wa Innailaihi Rajiuun.. Selamat Jalan.. Sampai berjumpa lagi disana :(

2 komentar:

METAMORFOSA mengatakan...

turut berduka cita.

Kiky Ae mengatakan...

Walaupun cm 1 kali brtemu, tp q liat dy orangnya ceria banget..
Innalilahi wa'inailaihi rojiun. Semoga diberi tempat terindah disana. Amien.

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...