Rabu, 08 Februari 2012

mBolang Yogyakarta - Pacitan (hari ketiga)

Hari ketiga kami mulai dengan asik ketika pagi-pagi kami sudah beranjak pergi ke pusat kota Pacitan. Semalaman kami tidur di rumah Noe yang nyeyak setelah melewati mBolang Yogyakarta - Pacitan (hari kedua) yang sungguh indah. Pagi yang gerimis itu kami berangkat ke kota dengan melewati barisan hutan yang hijau bermetafosis dengan udara dingin pagi. Kota Pacitan memang sepi menurut kami. Sebelum sampai di pusat kota, kami terlebih dahulu mampir ke sebuah pantai yang begitu dekat dengan pusat kota Pacitan. Pantai Teleng Ria namanya. Pantainya biasa saja, tapi sepertinya pantai ini lebih terkenal karena lebih dekat dengan pusat kota serta banyaknya pemukiman di sekitar pantai. Di pinggir pantai juga ada semacam penginapan. Di sisi kanan pantai ada pelabuhan ikan yang ramai dengan nelayan yang kembali dari laut.

Suasana pantai masih sepi karena gerimis, mungkin juga karena hari ini adalah hari Senin.Hanya kami berempat yang ada di pinggir pantai. Duduk-duduk menikmati pemandangan pagi. Kami lebih banyak diam, mungkin saja karena terlalu pagi sehingga nyawa belum terkumpul sepenuhnya. Selang beberapa saat, ada 2 orang orang datang untuk bermain bola. Hilmy dan Noe bergabung ikut bermain. Vira duduk di pasir memandang laut. Saya mencoba jalan ke sisi kanan pantai, ke arah pelabuhan. Pantai ini luas, tetapi nampaknya terlalu komersil. Bentuk cekung pantai ini bisa juga terlihat dari atas bukit. Dari pantai ini saya mengambil kesimpulan kalau Kabupaten Pacitan ini di kelilingi oleh gunung dan laut.

 

Dari pantai ini kami melanjutkan perjalanan kami ke arah pusat kota. Keliling-keliling sebentar sampailah kami di pusat kotanya. Suasananya sangat sepi menurut saya. Bahkan alun-alun Pacitan juga sepi. Entah bagaimana kalau Julia Perez jadi Bupati di Kabupaten ini, akankah beliau bisa betah hidup di sini hehe. Kami mencoba mencari sarapan, namun tidak ada warung makan yang sudah buka pagi itu. Sempat bertanya ke orang di pinggir alun-alun, namun dia juga tidak mengerti.

Bosan dengan sepi di Pacitan kami melanjutkan perjalanan kami kembali ke rumah Noe. Beristirahat sampai agak siang kemudian kami pamit untuk kembali pulang ke Yogyakarta. Perjalanan Pacitan - Yogyakarta kali ini nampak lebih cepat dibanding ketika kami berangkat dari Yogyakarta ke Pacitan. Sempat ingin mampir ke Pantai Paranggupito di Wonogiri namun kami urungkan ketika di Pracimantoro, Wonogiri kami bertanya kepada orang di pasar apakah jarak ke Pantai Paranggupito jauh atau tidak. Dari penuturan orang di pasar itu mereka menuturkan kalau jarak ke pantai sekitar 30 km dengan jalan berkelok. Kami percaya saja, untuk kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.

Sesampai di Yogyakarta kami mampir ke sebuah pabrik coklat di Kotagede. Sejak berangkat ke Yogyakarta, Vira memang sudah ingin sekali untuk membeli coklat di tempat ini. Namanya "Coklat Monggo" Di sini ada berbagai macam produksi coklat. Bahkan bermacam-macam rasa juga. Mungkin semacam tempat yang 'mbetahin' bagi penggemar coklat.



Selesai dari Pabrik Coklat Monggo, kami beranjak lagi ke Pantai Depok di selatan Yogyakarta. Pantai ini dekat dengan Pantai Parangtritis. Sehari sebelumnya kami begitu menikmati pantai indah dan bersih di Pacitan. Begitu sampai di tempat ini rasanya seperti biasa-biasa saja. Hanya pantai dengan pasir yang kotor oleh sampai. Serta hilir mudik orang yang membuat kami terdiam. Diam duduk menikmati keramain yang mungkin tidak begitu kami nikmati. Hanya satu hal yang membuat kami ada di tempat ini. Bukan pantai, bukan pasir juga bukan keadaan pantainya. Namun senja sore ini yang luar biasa. Tidak sesyahdu senja di Pantai Lhok Nga memang. Namun setidaknya sore ini kami belajar lagi akan keagungan Tuhan yang menyertai perjalanan kami, pembelajaran kami.






Hampir magrib ketika kami keluar dari pantai kemudian kami beranjak pergi. Badan sudah terasa capek, mungkin titik puncak dalam perjalanan kali ini sudah kami lewati. Tinggal kenangan, hikmah dan rasa syukur serta teka-teki apa yang membawa kami kepada perjumpaaan-perjumpaan serta keterkejutan kami akan apa yang sudah kami lihat.

..bersambung ke hari keempat.

2 komentar:

Hilmy Nugraha mengatakan...

fotofotoku boi!

menghancurkan pasaranku ik..

Ginanjar A Yuwana mengatakan...

ora ono sing ngerti..

soale fotone sing paling apik yo kuwi.. mbuh sing apik senjane opo obyeke..

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...