Minggu, 02 Maret 2008

Untukmu, Ayahku..

Sebuah lagu mengingatkanku tentangmu, ayahku. Sayup-sayup mengumandang mengiris hati. Aku ingat sewaktu kecil, kau harus berjuang berjalan kaki ke tempat kerja karena ketiadaan biaya. Aku selalu ingat, kaulah orang pertama yang mengajariku membaca. Mengenalkan aku pada retorika dunia.

Kaulah yang membentuk jiwaku, meyakini bahwa hidup itu perjuangan. Menunjukkan padaku bahwa kita tak perlu malu pada keadaan. Karena keadaan ini yang harus kita taklukan.

Saat aku bersekolah jauh dari rumah. Hujan deras disuatu sore kau datang, sekedar memberi uang saku yang tak bisa kau berikan saat aku pulang, karena saat aku pulang kau belum mendapatkannya. Uang saku yang kau perjuangkan.

Masih terngiang dalam benakku saat aku pamit akan bekerja merantau, kau berikan aku sebuah buku. Buku yang memotivasiku untuk terus beramal, apapun kondisinya. Walaupun hanya dengan sebuah senyum.

Lagu-lagu yang membuat aku menangis mengenangmu, Ayahku....


Di mana akan kucari
Aku menangis seorang diri
Hatiku selalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi
Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
walau air mata dipipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi
Lihatlah, hari berganti
Namun tidak seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi




TITIP RINDU BUAT AYAH
Ebiet G. Ade

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau tampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras
Namun engkau tetap tabah


Meski nafasmu kadang tersengau
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan..


Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tidak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia


Ayah
Dalam hening sepi ku rindu
Untuk ... menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang .... Banyak menanggung beban



Tidak ada komentar:

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...