Melihat kereta yang berderet. Kicauan burung di stasiun. Ransel-ransel penuh beban. Kilatan kamera untuk memvisualisasikan. Semangat dari backpacker bule tentang negeri yang sangat jauh dari kampung halamannya. Lonely planet sebagai kitab.
Langkah ke depan itu seperti misteri. Entah apa yang akan mereka lihat dan alami di depan. Baguskah? Sesuai ekspetasi mereka?
Ini bukan tujuan, tapi ini perjalanan. Suatu proses seperti sebuah kehidupan. Kita bisa menerka sebuah kehidupan, tapi kita tidak bisa menentukan endingnya. Kemampuan kita jauh dari sempurna untuk menentukan akhir dari sebuah cerita. Yang kita punya adalah berusaha sebaik mungkin untuk tetap berada pada jalurnya dan Tuhan akan menyempurnakan hasilnya.
Duduk menunggu kereta di Stasiun Gambir. Melihat 2 orang backpacker dengan tas ranselnya juga sedang menunggu kereta. Melihat moment seperti itu saya lantas bertanya pada diri : kapan saya akan lanjutkan perjalanan?
Memang benar, perjalanan itu candu! :) Tapi mungkin kita akan menemukan PASSION kita. Kamu percaya?
*Siang terik di Jakarta, menunggu kereta ke Bogor. Sebuah kota dimana Sir Stamford Raffles pernah menyebutnya 'a romantic little village'*
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Minggu, 25 September 2011
Lintang Damar Panuluh
Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...
-
Kalau ada suatu tempat yang selalu ingin saya kunjungi ketika bepergian, tempat itu adalah Pelabuhan & Pantai. Saya suka dengan laut, bi...
-
Kapan kamu pergi jauh untuk pertama kalinya sendiri? Waktu itu tahun 2002 ketika saya belum genap berumur 15 tahun. Baru lulus SMP dan mas...
-
*cerita jadi Bolang keliling Sumatra bersama Hilmy dan Melyn (17) kelanjutan dari : Mampir Sekejap ke Padang Suasana nampak mulai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar