Sabtu, 24 September 2011

Lebay-nya Orang Libur

Apa arti libur untukmu? Apa arti hari Sabtu dan Minggu kawan? Mungkin ada yang menjawab hari dimana kita bisa bangun siang dan tidur sepuasnya. Ada yang menjawab hari dimana kita bisa sejenak melupakan beban pekerjaan. Atau banyak juga yang menjawab hari untuk berkumpul bersama keluarga. Banyak sekali definisi hari libur bagi kawan semua.

Tapi kalau boleh jujur. Sebenarnya saya agak merasa 'ndak sreg' jika baca timeline di twitter atau status facebook teman tentang hari libur. Bagaimana gegap gempita mereka kalau sudah hari Jumat menjelang libur. Lalu bagaimana lebay-nya mereka berpisah dengan hari Minggu lalu kembali kerja di hari Senin.

Tidak ada yang salah dengan kesenangan itu. Tapi 'mbok ya' dibuat biasa saja, ndak usah berlebihan. Kenapa 'ndak' disyukuri saja. Masih bisa merasakan libur, masih bisa menikmati berkumpul bersama keluarga. Masih bisa sedikit 'ambegan' dari penatnya pekerjaan.

Kenapa harus bersyukur? Ya coba tengok saudara-saudara kita yang lain. Ada banyak sekali orang yang kalau kerjanya libur ya makan juga libur. Ada yang kalau nekat libur ya, resikonya di pecat dari pekerjaannya. Lho kok bisa? Ya bisa saja. Gak usah lihat jauh-jauh. Coba pergi ke Warteg terdekat deh. Mbak-mbak yang kerja di Warteg itu kapan liburnya? Ya hampir ndak ada. Bisa libur ya setahun sekali pas lebaran. Kerja dari jam 5 pagi sampai 10 malam.

Bagi mereka semua kalender sama. Ya mungkin hampir sama seperti kalender di HP yang warnanya hitam semua, ndak ada tanggal merahnya. Lha terus kita harus gimana? Ya disyukuri saja. Bersyukur masih bisa libur. Bersyukur gaji masih utuh tanpa potongan meski banyak tanggal merah. ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ‎​‎​

Lalu buat yang nggak ada libur atau buat yang 'nggak kerja nggak makan? Hmmm.. Sebaiknya kita jangan melihat sesuatu dari luarnya saja. Banyak hal yang tidak terdefinisikan secara kasat mata. Belum tentu orang yang kerja nggak ada libur itu tidak lebih bahagia dari kita.

Sepertinya kita sudah bahagia. Tapi melihat senyum mbak-mbak yang kerja di Warteg ini, dengan kasat mata saya berkesimpulan bahwa mereka lebih bahagia dari kita. Dari kita yang kadang terbebani oleh hal-hal kecil seperti kapan kita libur dan kapan kita gajian. Kita, golongan orang yang melebaykan hari libur.

-sepertinya saya sedang nggak mood nulis. tulisane ngalor ngidul ora nggenah. soyo suwi aku mandan keminter. ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ‎​‎​. jakarta, duduk diujung warteg sambil minum segarnya greentea-
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

1 komentar:

melynsalam mengatakan...

wihiw, contohnya mbak2 di warteg.. xP

Lintang Damar Panuluh

Jakarta, 20 Agustus 2015 Di sudut Stasiun Gambir saya mendadak lemas. Tidak ada lagi tiket kereta tujuan ke Semarang untuk malam ini yang...